Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), kita memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu :
Identifikasi, Prakiraan dan Evaluasi Dampak. Ketiga tahapan tersebut diperlukan
ketelitian dan kerjasama tim penyusun dokumen ANDAL agar didapat suatu
kesimpulan yang akurat mengenai segi kelayakan lingkungan dari suatu usulan
kegiatan/proyek. Identifikasi dampak merupakan langkah awal dalam menentukan
komponen lingkungan apa saja yang terkena dampak serta menentukan komponen
kegiatan apa saja dari suatu usulan kegiatan/proyek yang menimbutkan dampak.
Sedangkan prakiraan dampak kita sudah menentukan besarnya dampak yang akan
terjadi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam prakiraan dampak ini,
bila besarnya melebihi atau di bawah baku mutu yang telah ditentukan dianggap
dampak penting. Sedangkan evaluasi dampak, kita telah melakukan analisis secara
terpadu keseluruhan komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak
penting). Dari hasil evaluasi dampak tersebut dapat diketahui kelayakan
lingkungan suatu proyek, pengaruh proyek terhadap masyarakat yang terkena
dampak (kerugian dan manfaat), serta menjadi dasar untuk menetapkan
dampak-dampak negatif yang perlu dilakukan pengelolaan dan dampak-dampak
positif yang perlu dikembangkan/ditingkatkan.
Evaluasi dampak dimaksud untuk
dapat mencapai 2 sasaran :
- Memberikan informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan seberapa besar nilai magnitude atau tingkat besaran dampak itu terjadi. Demikian pula seberapa besar derajat pentingnya dampak (nilai importance) terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak. Derajat kepentingan dampak dapat ditentukan dengan menentukan dampak tersebut bersifat lokal, regional dan nasional yang secara jelas seperti tertera dalam Keputusan Kepata Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994.
- Memberi bahan untuk mengambil keputusan terutama komponen apa saja yang terkena dampak. Sementara itu dengan informasi ini akan dapat diputuskan macam dan jenis mitigasinya. Lebih jauh dapat diketahui seluruh komponen yang terkena dmpak serta kapastian apakah ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang muncul. Apabila IPTEK tidak mampu menanggulangi dan mencegah dampak negatif, maka dapat diambil keputusan dengan alternatif:
- Memindahkan rencana kegiatan pembangunan ke tempat lain atau memindah lokasi,
- Mengganti peratatan atau mengganti proses pembangunan.
Untuk memilih metode Evaluasi
Dampak, Adiwibowo (1995) mengemukakan beberapa pedoman umum yang dapat
dipertanggungjawabkan :
1) Bersifat
analisis serta memenuhi syarat pendekatan secara iImiah.
2) Bersifat
holistik atau komprehensif, yakni mampu menggambarkan fenomena dampak penting
lingkungan yang terjadi dalam suatu sistem lingkungan hidup serta berikut
dengan interaksi-interaksi yang terjadi di dalam sistem tersebut.
3) Cukup
fleksibel, dalam arti bahwa metode yang digunakan dapat dipakai untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari berbagai aspek yang satu sama lain memiliki
ukuran atau unit satuan yang berbeda, dan karakteristik dampak yang
berbeda-beda pula.
4) Dapat
menampung "input" dari berbagai bidang keahlian yang terkait dan
mengintegrasikannya secara keseluruhan dalam satu kesatuan analisis.
5) Dapat
memberikan arahan bagi pengamb-jlan keputusan. Dalam hal ini metode yang
dipilih harus mampu memberikan telaahan terhadap :
a) Evaluasi
terhadap alternatif rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan.
b) Usaha-usaha
yang perlu ditempuh untuk mencegah atau menang- gulangi dampak
penting"negatif.
c) Efektivitas
usulan penanggulangan dampak.
6) Bila
metode yang dipilih menggunakan skala atau bobot, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini :
a) Prosedur
amalgamasi, yakni "peleburan" berbagai nilai satuan yang berbeda
(misal : ppm, ppb, rupiah, kg/ha/th), dilakukan secara hati-hati.
b) Skala
numerik(1, 2, 3, ....n) mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
o
Skala dapat menyebabkan salah tafsir mengenai
keakuratan dan obektivitas evaluasi, padahal sebenarnya angka-angka tersebut
hanya konversi dari pertimbangan obyektif para pakar.
o
Skala numerik dapat merangsang penyusun
untuk melakukan operasi matematik, misalnya: menjumlah atau menghitung. Ini merupakan
kesalahan total, karena masing-masing skala mempunyai unit satuan yang
berbeda-beda.
o
Skala numerik merangsang penyusun untuk
menghitung skala dampak menjadi suatu totalitas dampak melalui pembobotan.
Beberapa
metode Evaluasi dampak yang terkenal adalah sebagai berikut :
1) Evaluasi
Dampak Metode Overlay
Berdasarkan
pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap dampak terhadap
komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila indikator dampak
negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang,
agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan
peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :
- ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
- ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
- ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena dampak sangat ringan.
Seringkali untuk memudahkan
evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga skala. Skala yang dipergunakan
dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan besar.
Kemudian dalam evaluasi lebih
lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak sangat besar, atau angka skalanya
paling besar dampaknya dari penjumlahan skala per komponen lingkungan, maka
prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak negatif menduduki prioritas
pertama.
2) Evaluasi
Dampak Metode Flowchart (Bagan Alir)
Metode
Flowchart dapat dipergunakan untuk menggembangkan dampak pada setiap periode
atau tahapan pembangunan.
Contoh Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan :
1. Komponen
lingkungan yang terkena dampak pent ing dari kegiatan HPH adalah :
- 7 buah komponen fisik,
- 3 buah komponen biotis,
- 10 buah komponen sosekbudkesmas
2. Aktivitas
HPH yang banyak menimbulkan dampak biofisik adalah aktivitas pembukaan wilayah dan
penebangan/pengadaan angkutan. Sebenarnya aktivitas ini juga menimbulkan dampak
terhadap beberapa komponen sosekbudkesmas. Aktivitas penerimaan tenaga kerja
banyak memberikan dampak terhadap komponen sosekbudkesmas, sedang pembinaan dan
periindungan hutan banyak memberikan dampak terhadap komponen biotis.
3. Evaluasi
terhadap aktivitas Dari keempat aktivitas pada tahapan konstruksi yang paling
banyak menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan yaitu aktivitas
pembangunan dam, saluran pengelak dan konstruksi lainnya. Aktivitas yang paling
sedikit menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu aktivitas uji coba.
4.
Evaluasi terhadap komponen terkena
dampak
Komponen lingkungan yang terkena
dampak pada tahap konstruksi adalah :
- Komponen fisik 12 buah,
- Komponen biotis 3 buah,
- Komponen Sosekbudkesmas 8 buah
5.
Dampak yang mungkin timbul adalah dampak
hingga orde 2.
6. Komponen
Fisik Secara keseluruhan komponen fisik pada aktivitas pembukaan lahan pada
proyek transmigras-i akan terkena dampak negatif.
7. Parameter
Komponen Fisik yang terkena :
- Dampak positif adalah pH tanah,
- Dampak negatif adalah parameter bentuk lahan, kandungan Fe tanah, turbidity, suhu dan pH air.
Dari hasil perhitungan
dampak metode Battelle, selanjutnya dibuat rekapituiasi untuk seluruh aktivitas
dan komponen lingkungan.
Sumber :
directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/9._Evaluasi_dampak.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar